7 Agustus 2016.
Event :
National Inspiring Talk (NIT)
Lokasi :
Auditorium Djokosoetono, Fakultas Hukum UI, Depok
Hari itu saya berkesempatan mengikuti acara
yang sangat inspiratif tersebut, Dengan merogoh kocek yang tidak terlalu besar,
saya bisa duduk dan bertatap muka dengan inovator dan inspirator Indonesia yang
tidak kalah dengan inspirator dari negara asing. Negara asing yang mana?
Entahlah, orang Indonesia terdoktrin untuk me ‘dewa’ kan orang-orang asing.
Orang-orang berambut pirang, bermata biru, dan ciri lainnya. Padahal mereka
tidak tahu siapa yang mereka hadapi. Mungkinkah mereka mafia berbahaya dari
negara asing? Bisa saja hal itu benar terjadi.
Event ini diadakan oleh Rumah
Kepemimpinan. Apa itu National Inspiring Talk? Sedikit mengutip dari web Rumah
Kepemimpinan, “National Inspiring Talk
2016 merupakan bagian dari serangkaian kegiatan National Leadership Camp (NLC)
8 yang diperuntukkan bagi pemuda pemudi harapan bangsa.”
Serangkaian acara NLC ini, berlangsung
sejak tanggal 3 Agustus 2016, di mana peserta diseleksi untuk bisa mengikuti
camp dan menjadi bagian dari Rumah Kepemimpinan. Dan pada penutupannya (tanggal
7 Agustus 2016), seminar ini dibuka untuk umum pula dengan kuota yang terbatas.
Begitu saya memasuki auditorium, saya
melihat banyak sekali mahasiswa dari universitas yang saya kenal, dilihat dari
almamaternya. Tempat duduk di sudut kanan bergerombol mahasiswa dengan jaket
kuning. Jelas saya tahu, itu adalah mahasiswa Universitas Indonesia. Di sudut
kiri bergerombol mahasiswa dengan almamater biru dongkernya, yaitu mahasiswa
IPB. Masih banyak lagi mahasiswa dari universitas lainnya, seperti Unair, ITS,
ITB, Unpad, dan lainnya. Saya pun berasumsi bahwa mereka adalah peserta dari serangkaian
acara NLC yang lolos tahap seleksi dan bisa mengikuti camp yang berlangsung
selama hampir lima hari tersebut.
Jujur, saya merasa kecil di sana.
Mereka bukan hanya mahasiswa universitas ternama negeri, namun juga benih yang berprestasi
sehingga dapat lolos seleksi dan mengikuti camp NLC ini. Yang untuk selanjutnya
mereka akan mengabdi untuk masyarakat bersama Rumah Kepemimpinan selama 22
bulan.
Siapa pematerinya? Saya perkenalkan
satu per satu
Danu N. K
Danu N. K
Beliau adalah penggagas Gerakan
Melukis Harapan. Gerakan apakah ini? Apa kalian ingat tentang daerah
lokalisasi Dolly di Surabaya? Ya, lokalisasi ini resmi ditutup. Lokalisasi prostitusi
yang katanya terbesar di Asia Tenggara.
Saya hanya ingin menceritakan sedikit saja tentang materi yang sudah Mas
Danu berikan kepada kami semua. Saat wacana lokalisasi Dolly akan ditutup,
apakah Anda setuju? Jawabannya sebagian besar adalah ‘Ya’, kecuali para PSK dan
masyarakat di sekitar sana yang mata pencahariannya bergantung dengan
keberadaan Gang Dolly ini. Seperti contoh, pemilik karaoke, pemilik bar, atau
bahkan tukang parkir.
Beliau mengajak kami untuk mengkiritisi sesuatu tidak secara SUBYEKTIF.
Dimana yang terlihat salah tetaplah salah dan yang benar teruslah menjadi
benar. Belajar untuk melihat sisi gelap yang tidak tersentuh, yang terlihat
begitu buruk di mata manusia.
Jadilah manusia yang lebih terbuka.
Ketika kita merasa memiliki banyak ilmu, dan berubah menjadi sosok yang arogan,
percayalah bahwa mereka yang Anda pandang negatif akan melakukan perubahan dan
pada akhirnya kita sendiri pun secara tidak langsung mengalami perubahan yang
bisa jadi lebih buruk daripada orang tersebut.
Oke, lokalisasi prostitusi itu memang harus ditutup, namun coba pikirkan
bagaimana seorang tukang parkir yang bekerja di sana, yang harus ikut
kehilangan pekerjaannya padahal tidak campur tangan dalam bisnis prostitusi
tersebut? Mengapa mereka yang tidak bersalah pun harus merasakan dampak dari
penutupan lokalisasi tersebut?
Seorang Mas Danu pun tergerak untuk menghidupkan kembali gang Dolly ini.
Menumbuhkan kembali semangat hidup warga di sana. Bukan sebagai pusat bisnis
para mucikari dan PSK-nya, namun sebagai tempat edukasi yang bersejarah bagi
Indonesia. Atau mungkin nanti bisa berkembang menjadi lokasi wisata yang penuh
sejarah.
Di sinilah peran Mas Danu dan teman-temannya untuk turun ke jalanan, dan
turut membaur bersama masyarakat. Dalam pembahasan turun ke masyarakat ini,
saya menyukai kalimat yang diucapkan oleh Mas Danu. Kalimat itu apabila saya
tulis kembali menggunakan bahasa saya, kurang lebih seperti: “Turunlah ke tengah-tengah
masyarakat, berinteraksilah dengan mereka, dengarkanlah keluh kesah mereka, dan
jadilah TEMAN bagi mereka. Bukan sebagai Problem
Solution yang berasal dari kampus ternama dan sok-sokan menjadi pahlawan
kesiangan. Karena percayalah usaha yang semacam itu tidak akan menghasilkan
apapun karena terlalu sombong”
Itulah sedikit paparan materi yang Mas Danu berikan. Sebenarnya masih
banyak lagi hal bermanfaat lainnya yang beliau sampaikan, namun saya tidak
berhak menulis secara keseluruhan karena saya hanya bisa mengutip saja.
Ricky Elson
Ricky Elson
Siapa
yang tidak kenal nama Ricky Elson? Jujur saja, saya awalnya tidak tahu siapa
beliau. Namun akhirnya saya tahu bahwa beliau adalah pelopor Mobil Listrik. Inovasi teranyar dari
anak bangsa setelah bahan bakar fosil yang digunakan pada kendaraan mengalami
penurunan pasokan.
Sedikit
informasi saja, beliau adalah inovator yang terlahir dari tanah Minang pada
tanggal 11 Juni 1980. Ia menempuh pendidikan tinggi di Jepang dalam bidang
teknologi dan memilih kembali ke Indonesia dan memulai berinovasi di daerah
Ciheras. Jujur saja saya sangat asing mendengar nama daerah tersebut, namun
beliau yakin, bahwa daerah Ciheras ini nanti akan dikenal bagi seluruh lapisan
masyarakat sebagai daerah produksi mobil listrik bersama rekan-rekan kerjanya.
Mengapa tidak melanjutkan karir di Jepang
saja, Bang? Pertanyaan itu pasti terbesit di pikiran masing-masing orang yang melihatnya
masih berdiri di hadapan kami ini. Beliau seolah bisa membaca pikiran kami lalu
berkata bahwa, Bang Ricky ini bisa saja bekerja di perusahaan otomotif di
Jepang, namun beliau tidak mau. Mengapa? Beliau menjawab bahwa beliau adalah
orang Indonesia, untuk apa beliau berinovasi untuk negara orang lain? Lagipula
pemuda Indonesia lebih memerlukan ilmunya tersebut untuk mengubah Indonesia
agar menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Achmad Zaky
Apa ada yang tidak mengenal Bang Zaky ini?? Ya, saya yakin sebagian
besar Anda semua tahu beliau. E-commerce
yang iklannya kadang konyol namun ada pula yang menyentuh hati karena
inovasinya ini mendorong para pelaku UKM untuk memperluas usahanya melalui
teknologi yang sekarang berkembang sangat pesat. Ya! Siapa yang tidak tahu
situs Bukalapak?? Situs yang memahami kebutuhan dan suara para pelaku UKM ini
menjadi salah satu e-commerce yang
sedang naik daun, menurut saya.
Membicarakan teknologi, memang tidak akan ada habisnya. Setiap hari
pasti ada saja teknologi baru yang diluncurkan dan ke depannya bisa jadi akan
didaulat sebagai teknologi tercanggih.
Temanya adalah: Technology For The
Wealth of Nation People. Satu pembahasan yang menarik dari Bang Zaky ini, ketika
kami membahas tentang masyarakat Indonesia yang agak kesulitan menyeimbangkan
diri di tengah-tengah teknologi yang terus meluncur, saya menyimpulkan dengan
bahasa saya sendiri atas apa yang beliau utarakan, yaitu: malas membaca
informasi. Atau mungkin bukan malas, namun dengan beralasan terlalu banyak
informasi.
Kita (orang Indonesia) pastilah banyak mendapatkan informasi dari
manapun itu, namun kita belum mampu untuk me-manage seluruh informasi itu. Dari yang hoax, kurang penting, penting, sampai amat sangat penting. Sehingga
menjadi bingung sendiri, yang mana ya yang benar? Satu lagi kelemahan pemuda
Indonesia, menurut saya, yaitu malas mencari tahu. Sehingga berita se-hoax apapun atau sepenting apapun, itu
bernilai sama di mata kita.
Karena malas itulah, makanya kita akan memilih untuk menerima
mentah-mentah informasi itu, atau scroll down
segala informasi tersebut, ataupun beralih untuk bermain games saja daripada pusing, benar tidak? Dan pada akhirnya
informasi penting yang terselip diatara informasi palsu itu, tidak terlihat dan
tidak tersampaikan ke dalam memori otak ini.
Anies Baswedan
Pembicara terakhir, yang amat dinantikan kedatangannya. Mantan Menteri
Pendidikan yang namanya akan selalu tumbuh di hati masyarakat atas dedikasi dan
inovasinya dalam dunia pendidikan. Salah satunya dengan adanya gerakan
Indonesia Mengajar.
Beliau membuka sesi-nya dengan menanyakan, “Apakah Pemimpin dan Pejabat itu sama?” satu sisi saya
berpikir, bisa saja sama, namun beberapa aspek berbeda. Beliau berkata kurang
lebih, bahwa: Pejabat itu adalah orang-orang yang memiliki hak otorisasi
sedangkan pemimpin adalah mereka yang mampu membuat perubahan. Dan agar bisa
dikatakan pemimpin, apa yang kita butuhkan? Pengikut. Followers. Tanpa pengikut seseorang tidak bisa dikatakan sebagai
pemimpin, kan? Dan yang kedua adalah Leadership.
Lalu beliau pun berpesan, Jangan pernah bercita-cita menjadi pejabat
muda, karena menjadi pejabat muda hanya mengubah kita menjadi pemuda yang haus
akan jabatan, nama, dan status. Maka jadilah pemimpin.
Sebenarnya masih banyak lagi hal yang diutarakan Pak Anies yang
menginovasi dalam dunia pendidikan ini, namun tidak bisa saya tulisakan
semuanya. Karena menurut saya, akan lebih menarik dan menginspirasi lagi
apabila Anda sendiri yang bertatap muka dengan beliau secara langsung atau
mungkin, kalau ada kesempatan, berbicara empat mata dengan beliau.
Jujur, saya sangat senang memiliki kesempatan untuk berkumpul dengan
banyak mahasiswa yang ide dan kritisnya luar biasa, diluar dugaan saya. Tidak
lupa dengan pemateri yang sangat inovatif dan menginspirasi. Pemateri yang siap
mengubah Indonesia menjadi lebih baik dengan segala ide berdasarkan hati nurani
dan suara rakyat.
Saya pun akan berusaha sesuai dengan bidang saya untuk terjun ke
masyarakat dan menyalurkan ide-ide saya untuk pergerakan mensejahterakan
masyarakat dan mengubah Indonesia menjadi lebih baik! Berharap saya memiliki
kesempatan dua tahun mendatang untuk dapat mengabdi selama 22 bulan bersama
Rumah Kepemimpinan dan para pemuda harapan bangsa lainnya. Lalu tetap mengabdi
demi masyarakat setelah 22 bulan itu pun berlalu.. Aamiin..