Welcome

WELCOME! YOU FOUND MY PAGE! ENJOY IT :)

Sunday, October 9, 2016

Bertatap Muka dengan Para Inovator Bangsa



7 Agustus 2016.
Event          : National Inspiring Talk (NIT)
Lokasi         : Auditorium Djokosoetono, Fakultas Hukum UI, Depok

          Hari itu saya berkesempatan mengikuti acara yang sangat inspiratif tersebut, Dengan merogoh kocek yang tidak terlalu besar, saya bisa duduk dan bertatap muka dengan inovator dan inspirator Indonesia yang tidak kalah dengan inspirator dari negara asing. Negara asing yang mana? Entahlah, orang Indonesia terdoktrin untuk me ‘dewa’ kan orang-orang asing. Orang-orang berambut pirang, bermata biru, dan ciri lainnya. Padahal mereka tidak tahu siapa yang mereka hadapi. Mungkinkah mereka mafia berbahaya dari negara asing? Bisa saja hal itu benar terjadi.
          Event ini diadakan oleh Rumah Kepemimpinan. Apa itu National Inspiring Talk? Sedikit mengutip dari web Rumah Kepemimpinan, “National Inspiring Talk 2016 merupakan bagian dari serangkaian kegiatan National Leadership Camp (NLC) 8 yang diperuntukkan bagi pemuda pemudi harapan bangsa.”
          Serangkaian acara NLC ini, berlangsung sejak tanggal 3 Agustus 2016, di mana peserta diseleksi untuk bisa mengikuti camp dan menjadi bagian dari Rumah Kepemimpinan. Dan pada penutupannya (tanggal 7 Agustus 2016), seminar ini dibuka untuk umum pula dengan kuota yang terbatas.
          Begitu saya memasuki auditorium, saya melihat banyak sekali mahasiswa dari universitas yang saya kenal, dilihat dari almamaternya. Tempat duduk di sudut kanan bergerombol mahasiswa dengan jaket kuning. Jelas saya tahu, itu adalah mahasiswa Universitas Indonesia. Di sudut kiri bergerombol mahasiswa dengan almamater biru dongkernya, yaitu mahasiswa IPB. Masih banyak lagi mahasiswa dari universitas lainnya, seperti Unair, ITS, ITB, Unpad, dan lainnya. Saya pun berasumsi bahwa mereka adalah peserta dari serangkaian acara NLC yang lolos tahap seleksi dan bisa mengikuti camp yang berlangsung selama hampir lima hari tersebut.
          Jujur, saya merasa kecil di sana. Mereka bukan hanya mahasiswa universitas ternama negeri, namun juga benih yang berprestasi sehingga dapat lolos seleksi dan mengikuti camp NLC ini. Yang untuk selanjutnya mereka akan mengabdi untuk masyarakat bersama Rumah Kepemimpinan selama 22 bulan.
          Siapa pematerinya? Saya perkenalkan satu per satu
 Danu N. K
Beliau adalah penggagas Gerakan Melukis Harapan. Gerakan apakah ini? Apa kalian ingat tentang daerah lokalisasi Dolly di Surabaya? Ya, lokalisasi ini resmi ditutup. Lokalisasi prostitusi yang katanya terbesar di Asia Tenggara.
Saya hanya ingin menceritakan sedikit saja tentang materi yang sudah Mas Danu berikan kepada kami semua. Saat wacana lokalisasi Dolly akan ditutup, apakah Anda setuju? Jawabannya sebagian besar adalah ‘Ya’, kecuali para PSK dan masyarakat di sekitar sana yang mata pencahariannya bergantung dengan keberadaan Gang Dolly ini. Seperti contoh, pemilik karaoke, pemilik bar, atau bahkan tukang parkir.
Beliau mengajak kami untuk mengkiritisi sesuatu tidak secara SUBYEKTIF. Dimana yang terlihat salah tetaplah salah dan yang benar teruslah menjadi benar. Belajar untuk melihat sisi gelap yang tidak tersentuh, yang terlihat begitu buruk di mata manusia.
          Jadilah manusia yang lebih terbuka. Ketika kita merasa memiliki banyak ilmu, dan berubah menjadi sosok yang arogan, percayalah bahwa mereka yang Anda pandang negatif akan melakukan perubahan dan pada akhirnya kita sendiri pun secara tidak langsung mengalami perubahan yang bisa jadi lebih buruk daripada orang tersebut.
Oke, lokalisasi prostitusi itu memang harus ditutup, namun coba pikirkan bagaimana seorang tukang parkir yang bekerja di sana, yang harus ikut kehilangan pekerjaannya padahal tidak campur tangan dalam bisnis prostitusi tersebut? Mengapa mereka yang tidak bersalah pun harus merasakan dampak dari penutupan lokalisasi tersebut?
Seorang Mas Danu pun tergerak untuk menghidupkan kembali gang Dolly ini. Menumbuhkan kembali semangat hidup warga di sana. Bukan sebagai pusat bisnis para mucikari dan PSK-nya, namun sebagai tempat edukasi yang bersejarah bagi Indonesia. Atau mungkin nanti bisa berkembang menjadi lokasi wisata yang penuh sejarah.
Di sinilah peran Mas Danu dan teman-temannya untuk turun ke jalanan, dan turut membaur bersama masyarakat. Dalam pembahasan turun ke masyarakat ini, saya menyukai kalimat yang diucapkan oleh Mas Danu. Kalimat itu apabila saya tulis kembali menggunakan bahasa saya, kurang lebih seperti: “Turunlah ke tengah-tengah masyarakat, berinteraksilah dengan mereka, dengarkanlah keluh kesah mereka, dan jadilah TEMAN bagi mereka. Bukan sebagai Problem Solution yang berasal dari kampus ternama dan sok-sokan menjadi pahlawan kesiangan. Karena percayalah usaha yang semacam itu tidak akan menghasilkan apapun karena terlalu sombong”
Itulah sedikit paparan materi yang Mas Danu berikan. Sebenarnya masih banyak lagi hal bermanfaat lainnya yang beliau sampaikan, namun saya tidak berhak menulis secara keseluruhan karena saya hanya bisa mengutip saja. 

Ricky Elson
Siapa yang tidak kenal nama Ricky Elson? Jujur saja, saya awalnya tidak tahu siapa beliau. Namun akhirnya saya tahu bahwa beliau adalah pelopor Mobil Listrik. Inovasi teranyar dari anak bangsa setelah bahan bakar fosil yang digunakan pada kendaraan mengalami penurunan pasokan.
Sedikit informasi saja, beliau adalah inovator yang terlahir dari tanah Minang pada tanggal 11 Juni 1980. Ia menempuh pendidikan tinggi di Jepang dalam bidang teknologi dan memilih kembali ke Indonesia dan memulai berinovasi di daerah Ciheras. Jujur saja saya sangat asing mendengar nama daerah tersebut, namun beliau yakin, bahwa daerah Ciheras ini nanti akan dikenal bagi seluruh lapisan masyarakat sebagai daerah produksi mobil listrik bersama rekan-rekan kerjanya.
     Mengapa tidak melanjutkan karir di Jepang saja, Bang? Pertanyaan itu pasti terbesit di pikiran masing-masing orang yang melihatnya masih berdiri di hadapan kami ini. Beliau seolah bisa membaca pikiran kami lalu berkata bahwa, Bang Ricky ini bisa saja bekerja di perusahaan otomotif di Jepang, namun beliau tidak mau. Mengapa? Beliau menjawab bahwa beliau adalah orang Indonesia, untuk apa beliau berinovasi untuk negara orang lain? Lagipula pemuda Indonesia lebih memerlukan ilmunya tersebut untuk mengubah Indonesia agar menjadi lebih baik lagi ke depannya.


Achmad Zaky
Apa ada yang tidak mengenal Bang Zaky ini?? Ya, saya yakin sebagian besar Anda semua tahu beliau. E-commerce yang iklannya kadang konyol namun ada pula yang menyentuh hati karena inovasinya ini mendorong para pelaku UKM untuk memperluas usahanya melalui teknologi yang sekarang berkembang sangat pesat. Ya! Siapa yang tidak tahu situs Bukalapak?? Situs yang memahami kebutuhan dan suara para pelaku UKM ini menjadi salah satu e-commerce yang sedang naik daun, menurut saya.
Membicarakan teknologi, memang tidak akan ada habisnya. Setiap hari pasti ada saja teknologi baru yang diluncurkan dan ke depannya bisa jadi akan didaulat sebagai teknologi tercanggih.
Temanya adalah: Technology For The Wealth of Nation People. Satu pembahasan yang menarik dari Bang Zaky ini, ketika kami membahas tentang masyarakat Indonesia yang agak kesulitan menyeimbangkan diri di tengah-tengah teknologi yang terus meluncur, saya menyimpulkan dengan bahasa saya sendiri atas apa yang beliau utarakan, yaitu: malas membaca informasi. Atau mungkin bukan malas, namun dengan beralasan terlalu banyak informasi.
Kita (orang Indonesia) pastilah banyak mendapatkan informasi dari manapun itu, namun kita belum mampu untuk me-manage seluruh informasi itu. Dari yang hoax, kurang penting, penting, sampai amat sangat penting. Sehingga menjadi bingung sendiri, yang mana ya yang benar? Satu lagi kelemahan pemuda Indonesia, menurut saya, yaitu malas mencari tahu. Sehingga berita se-hoax apapun atau sepenting apapun, itu bernilai sama di mata kita.
Karena malas itulah, makanya kita akan memilih untuk menerima mentah-mentah informasi itu, atau scroll down segala informasi tersebut, ataupun beralih untuk bermain games saja daripada pusing, benar tidak? Dan pada akhirnya informasi penting yang terselip diatara informasi palsu itu, tidak terlihat dan tidak tersampaikan ke dalam memori otak ini.


Anies Baswedan
Pembicara terakhir, yang amat dinantikan kedatangannya. Mantan Menteri Pendidikan yang namanya akan selalu tumbuh di hati masyarakat atas dedikasi dan inovasinya dalam dunia pendidikan. Salah satunya dengan adanya gerakan Indonesia Mengajar.
Beliau membuka sesi-nya dengan menanyakan, “Apakah  Pemimpin dan Pejabat itu sama?” satu sisi saya berpikir, bisa saja sama, namun beberapa aspek berbeda. Beliau berkata kurang lebih, bahwa: Pejabat itu adalah orang-orang yang memiliki hak otorisasi sedangkan pemimpin adalah mereka yang mampu membuat perubahan. Dan agar bisa dikatakan pemimpin, apa yang kita butuhkan? Pengikut. Followers. Tanpa pengikut seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pemimpin, kan? Dan yang kedua adalah Leadership.
Lalu beliau pun berpesan, Jangan pernah bercita-cita menjadi pejabat muda, karena menjadi pejabat muda hanya mengubah kita menjadi pemuda yang haus akan jabatan, nama, dan status. Maka jadilah pemimpin.
Sebenarnya masih banyak lagi hal yang diutarakan Pak Anies yang menginovasi dalam dunia pendidikan ini, namun tidak bisa saya tulisakan semuanya. Karena menurut saya, akan lebih menarik dan menginspirasi lagi apabila Anda sendiri yang bertatap muka dengan beliau secara langsung atau mungkin, kalau ada kesempatan, berbicara empat mata dengan beliau.

Jujur, saya sangat senang memiliki kesempatan untuk berkumpul dengan banyak mahasiswa yang ide dan kritisnya luar biasa, diluar dugaan saya. Tidak lupa dengan pemateri yang sangat inovatif dan menginspirasi. Pemateri yang siap mengubah Indonesia menjadi lebih baik dengan segala ide berdasarkan hati nurani dan suara rakyat.
Saya pun akan berusaha sesuai dengan bidang saya untuk terjun ke masyarakat dan menyalurkan ide-ide saya untuk pergerakan mensejahterakan masyarakat dan mengubah Indonesia menjadi lebih baik! Berharap saya memiliki kesempatan dua tahun mendatang untuk dapat mengabdi selama 22 bulan bersama Rumah Kepemimpinan dan para pemuda harapan bangsa lainnya. Lalu tetap mengabdi demi masyarakat setelah 22 bulan itu pun berlalu.. Aamiin..