Semangatku
termotivasi oleh mereka, tiga anak kecil sepantaran yang selalu mengunjungi
rumahku. Tiap harinya, dengan sepeda roda tiga mereka. Satu anak perempuan dan
dua anak laki-laki, mereka punya cita-cita yang tinggi. Mimpi mereka sederhana,
menjadi Bima X, Ultraman, dan yang satu ingin menjadi dokter secantik putri
Elsa. Baiki. Ama. Dan Zahra. Keinginan mereka sederhana, hanya ingin bahagia.
Hanya saja, mereka
tanpa sadar mengucapkan kalimat yang menyatakan bahwa mimpi mereka hanyalah
sekedar mimpi. Karena status dan kesenjangan sosial yang ada di sekitar mereka.
Aku hanya bisa tersenyum. Sulit menjelaskan kepada mereka bahwa status dan
kesenjangan sosial itu tidak seharusnya menghambat mereka untuk terus mengejar
cita-cita.
Mungkin lain kali
saja, saat mereka sudah tumbuh besar. Dan akhirnya mereka paham, dan merasakan
betapa indahnya menyusuri jalan menuju impian itu sendiri. Sesulit apapun medan
yang harus diterjang, nantinya akan menjadi kenangan tersendiri yang patut
dibukukan. Bukan untuk menghibur mereka yang hanya jadi pembaca. Atau nantinya
hanya menjadi kumpulan kalimat motivasi yang tercantum di media sosial. Tapi
sebagai bukti sejarah panjang seorang pahlawan yang mengejar impian. Dan
sebagai pelipur lara di hari tua nanti.
-
No comments:
Post a Comment